Apa jadinya jika kesetiaan tanpa cinta dan cinta tanpa seks? Saya mengangkat wacana ini untuk mengingatkan kita semua, jangan sampai cinta sebagai bumbu dari menu utama yang bernama seks. Ada cerita menarik sekaligus miris mengenai ini,
Awalnya pernikahan itu begitu indah dan membahagiakan. Tapi, semuanya hancur pada malam pertama. Sang suami berang dengan amarah yang tak terbendung setelah mengetahui sang istri sudah tidak perawan lagi.
Saking hebatnya amarah sang suami, sang istri tidak tahan. Dan hanya selang beberapa hari dari pernikahannya sang istri mencoba bunuh diri dengan mengiris nadinya di kamar kecil tempat kerjanya. Walaupun ia sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tidak tertolong lagi.
Entah mengapa dengan sang suami hingga almarhumah sang istri dikuburkan, tidak tampak penyesalan padanya. Anda bisa bayangkan betapa perasaan sang suami.
Sekarang saya akan kilas balik ceritanya. Dua orang yang saya ceritakan di atas sudah berpacaran kira-kira 3 tahun lamanya. Kebetulan mereka satu tempat kerja hanya berbeda bagian. Sang istri- yang kala itu -tampak begitu alim. Ia berjilbab yang sangat tertutup. Dan itu membuahkan rasa hormat dari calon suami. Hingga kalau ia mau mencium pun akan minta izin lebih dulu.
Suatu saat sang calon suami bertanya tentang keperawanan calon istrinya. Dan sang calon istri menjawab bahwa ia masih bersegel. Maka dari itu sepakatlah keduanya untuk menikah.
Dari cerita di atas jelas betul bahwa sang suami merasa dibohongi. Mungkin kalau dulu sang istri jujur, akan lain ceritanya. Maksud saya pilihan ending ceritanya bisa banyak juga.
Cerita di atas dikutip dari kisah nyata yang terjadi belum lama bahkan masih hangat di telinga saya. Yang mengherankan saya saat cerita ini diungkapkan secara lisan kepada beberapa orang wanita, dari ungkapan-ungkapan mereka terkesan memojokkan sang istri. Tidak ada pembelaan buat dia bahkan dari kaumya sendiri. Hal ini tampak tidak adil karena laki-laki tidak bisa dideteksi keperjakaannya.
Setiap orang punya masa lalu. Dan hidup kita tidak bergerak mundur ke masa lalu, tapi maju ke masa depan. Tapi kejujuran juga penting lho. Seperti kata syair lagu,
"... Bagaimana bila aku bukan perawan seperti yang engkau mau... Mungkin dulu aku pernah ternoda. Apa bedanya bila aku mencinta... Andaikan dulu kau pun berlumur dosa, sekali kucinta tetap cinta... "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar