Cerita ini saya kutip dari khutbah Jumat, 25 April 2008.
Ada seorang anak yang selalu memperhatikan kakeknya selalu membaca Al Quran selepas sholat subuh. Ia kagum dengan kesalehan kakeknya itu dan mulai melakukannya pula.
Hari-hari berlalu dan si Cucu menemui kakeknya untuk bertanya, "Saya telah membaca Al Quran dalam beberapa minggu ini, tapi entah mengapa saya tidak merasakan apa-apa dalam diri saya. Apa karena saya tidak mengerti maknanya?"
Mendengar pertanyaan cucunya si Kakek tersenyum. Kemudian ia menyuruh cucunya itu mengambil karung bekas yang kotor di sudut rumah. Si Cucu menurutinya.
"Lubangi karung itu!" Suruh si Kakek.
Setelah karung itu dilubangi, si Kakek pun menyuruh si Cucu mengambil air dari sungai dengan karung itu.
Si Cucu mulai mengambil air ke sungai. Tapi ia datang dengan karung kosong.
"Tak bisa, Kek. Airnya habis keluar lewat lubang ini," Tunjuknya. Karena tanpa dilubangi pun karung itu tidak bisa menampung air.
"Coba lagi! Mungkin usahamu kurang keras," Sergah si Kakek.
Si Cucu pun mengulanginya, kali ini ia sambil berlari. Namun hasilnya sama. Ia coba lagi berulang kali. Itu pun hasilnya tetap sama. Hingga ia kelelahan dan menghadap si Kakek lagi.
"Nihil, Kek," Adunya.
"Memang benar, karung itu mungkin tidak bisa terisi air. Tapi, coba lihat karung itu! Bersih, kan?" Tandas si Kakek.
Si Cucu memperhatikan karung itu luar dalam terlihat bersih karena berulang kali terbilas air.
Membaca Al Quran atau kitab suci tidak seperti Anda membaca buku, tetapi ia dibaca sebagai ibadah untuk membersihkan diri kita luar dalam sekalipun Anda tidak tahu maknanya.
Iqra (Bacalah)!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar