Selasa, 02 September 2008

TENTANG HARGA DIRI

Ini mungkin keumuman yang kurang baik yang terjadi dalam beberapa keluarga. Di tengah keadaan yang serba rawan saat ini. Apa pun bisa terjadi termasuk hal buruk. Dari PHK hingga usaha yang gulung tikar. Biasanya kalau ada suami di PHK atau mengalami kebuntuan usaha, ia akan jeda dalam beberapa lama bahkan lama. Keadaan ini memaksa para istri untuk memutar otak untuk menutupi kebutuhan keluarga yang makin lama bukannya makin berkurang.

Tugas istri di sini jadi ganda. Sebelum berangkat kerja ia harus mengerjakan pekerjaan rumah; mulai dari bersih-bersih, mengurus anak hingga menyediakan kebutuhan suami yang-walaupun sudah tanpa kesibukan- masih tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri sekalipun itu hanya sarapan. Begitu pun saat pulang kerja, ia dihadapkan pada pekerjaan rumah yang tidak pernah ada habisnya.

Jika tiba saatnya kebutuhan rumah tangga meningkat, misalkan perlu biaya untuk anaknya mendaftar sekolah, sang Istri memutar otak lebih keras hingga ia kadang pulang terlambat karena lembur atau karena mencari penghasilan tambahan. Bagaimana sikap suami? Kadang ia cemburu membabi buta. Tak hanya sang istri yang telah bersusah payah menjalani peran gandanya, anak-anak pun menjadi sasaran. Terjadilah yang dinamakan KDRT termasuk kekersan terhadap anak-anak. Dan itu tidak hanya dilakukan oleh sang Suami, sang Istri pun jadi ikut-ikutan sebagai reaksi dari keadaan.

Secara naluriah laki-laki cenderung ingin dihargai dan wanita cenderung ingin dimanja atau disayang. Pada saat harga diri seseorang atau- dalam hal ini- laki-laki turun, ia akan gampang tersinggung. Harga dirinya akan naik kembali pada saat ia merasa dibutuhkan.

Adalah tiak benar apabila kita melakukan kekerasan dalam rumah tangga terutama kepada anak-anak dengan alasan himpitan beban ekonomi. Dan tidak benar pula karena merasa kita telah membesarkan dan memberi mereka makan, kita menjadi merasa berhak untuk berlaku sewenang-wenang terhadap anak-anak.

Tuhan menciptakan kita-manusia- hanya untuk membuat kita bahagia. Dan tugas kitalah untuk menjaga agar diri dan keluarga kita termasuk anak-anak agar tetap bahagia.

Tidak ada komentar: