Selasa, 27 Mei 2008

IQRA!

Cerita ini saya kutip dari khutbah Jumat, 25 April 2008.

Ada seorang anak yang selalu memperhatikan kakeknya selalu membaca Al Quran selepas sholat subuh. Ia kagum dengan kesalehan kakeknya itu dan mulai melakukannya pula.

Hari-hari berlalu dan si Cucu menemui kakeknya untuk bertanya, "Saya telah membaca Al Quran dalam beberapa minggu ini, tapi entah mengapa saya tidak merasakan apa-apa dalam diri saya. Apa karena saya tidak mengerti maknanya?"

Mendengar pertanyaan cucunya si Kakek tersenyum. Kemudian ia menyuruh cucunya itu mengambil karung bekas yang kotor di sudut rumah. Si Cucu menurutinya.

"Lubangi karung itu!" Suruh si Kakek.

Setelah karung itu dilubangi, si Kakek pun menyuruh si Cucu mengambil air dari sungai dengan karung itu.

Si Cucu mulai mengambil air ke sungai. Tapi ia datang dengan karung kosong.

"Tak bisa, Kek. Airnya habis keluar lewat lubang ini," Tunjuknya. Karena tanpa dilubangi pun karung itu tidak bisa menampung air.

"Coba lagi! Mungkin usahamu kurang keras," Sergah si Kakek.

Si Cucu pun mengulanginya, kali ini ia sambil berlari. Namun hasilnya sama. Ia coba lagi berulang kali. Itu pun hasilnya tetap sama. Hingga ia kelelahan dan menghadap si Kakek lagi.

"Nihil, Kek," Adunya.

"Memang benar, karung itu mungkin tidak bisa terisi air. Tapi, coba lihat karung itu! Bersih, kan?" Tandas si Kakek.

Si Cucu memperhatikan karung itu luar dalam terlihat bersih karena berulang kali terbilas air.

Membaca Al Quran atau kitab suci tidak seperti Anda membaca buku, tetapi ia dibaca sebagai ibadah untuk membersihkan diri kita luar dalam sekalipun Anda tidak tahu maknanya.

Iqra (Bacalah)!

Rabu, 21 Mei 2008

AYAT-AYAT CINTA TERLARANG 5

Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul.(160)

Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa?(161)

Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,(162)

maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.(163)

Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.(164)

Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,(165)

dan kamu tinggalkan istri-istri yang Dijadikan oleh Tuhan-mu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas?"(166)

Mereka menjawab, "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir."(167)

Luth berkata, "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu."(168)

(Luth berdoa), "Ya Tuhan-ku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan."(169)

Lalu Kami Selamatkan ia beserta keluarganya semua,(170)

kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang tinggal.(171)

Kemudian Kami Binasakan yang lain.(172)

Dan Kami Hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.(173)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman.(174)

Dan sesungguhnya Tuhan-mu, benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.(175)

Sumber: Al Quran surat Asy- Syu'ara' (Para Penyair) 26:160-175

Selasa, 13 Mei 2008

SECANGKIR KEBAHAGIAAN

Menanggapi berita perselingkuhan pesohor di infotainment, teman saya berujar, "Udah punya suami kaya, ganteng dan anak-anak yang lucu masih saja selingkuh. Apalagi sih yang dicari?"

Mendengar hal di atas, saya jadi teringat akan cerita tentang cangkir kebahagiaan. Setiap orang diberi kebahagiaan itu rata oleh Allah. Entah dia kaya-miskin, cantik atau jelek semua sama. Kalau kebahagiaan diibaratkan secangkir minuman maka semuanya mendapatkan secangkir saja.

Berbeda halnya dengan rezeki. Dalam pembagian rezeki, kita diibaratkan beragam ikan di dalam sebuah kolam yang sangat besar. Ada yang besar-kecil dengan berbagai bentuk dan kemampuan berenang yang berbeda-beda. Apabila pemilik kolam mau memberi makan ikan-ikan tsb, makanannya tidak dipilah-pilah menurut jenis ikannya, tetapi ditaburkan begitu saja. Tentu saja setiap ikan mendapat jumlah dan besar makanan yang berbeda-beda menurut usaha, kadar kemampuan dan kesempatan yang ada. Tentu saja hal ini hanya perumpamaan, karena rezeki sudah diatur oleh Allah SWT.

Jika Anda bersedih dengan sedikitnya rezeki dari Allah, Anda pun akan merasakan hal yang sama ketika berkecukupan. Jadi bersyukur dan berbahagialah dalam keadaan apapun!

Kamis, 08 Mei 2008

AYAT-AYAT CINTA TERLARANG 4

Berkata (pula) Ibrahim, "Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan?"(57)

Mereka menjawab, "Kami sesungguhnya diutus kepada kaum yang berdosa,(58)

kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya." Sesungguhnya Kami akan Menyelamatkan mereka semuanya,(59)

kecuali istrinya, Kami telah Menentukan, bahwa sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya)."(60)

Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth beserta pengikut-pengikutnya,(61)

ia berkata, "Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal."(62)

Para utusan menjawab,"Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan.(63)

Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang yang benar.(64)

Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu."(65)

Dan telah Kami Wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.(66)

Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira karena kedatangan tamu-tamu itu.(67)

Luth berkata, "Sesungguhnya mereka adalah tamuku, maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku),(68)

dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuatku terhina."(69)

Mereka berkata, "Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?"(70)

Luth berkata, "Inilah putri-putriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu berbuat (secara yang halal)."(71)

(Allah Berfirman), "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)."(72)

Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit.(73)

Maka Kami Jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami Hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.(74)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat Tanda-tanda (Kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.(75)

Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).(76)

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat Tanda-tanda (Kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(77)

Sumber: Al Quran, Surat Al Hijr 15:57-77