Kamis, 10 Januari 2013

1 DIBALAS 10

Di zaman yang serba materialistis ini kita masih bisa mendengar cerita mengenai keikhlasan dan kejujuran. Ini kisah teman saya mengenai perjuangannya mendapatkan THR Rp 1.200.000. Jumlahnya tidak seberapa bagi sebagian orang, apalagi bagi bossnya. Mungkin itu uang jajan bossnya sehari. Tapi, bagi dia, itu sangat berarti. Seorang yatim piatu yang harus berjuang untuk membiayai kuliahnya juga kehidupannya sehari-hari. Belum lagi anak-anak yatim yang dibantunya setiap bulan. Kebetulan kakaknya baru saja menjanda karena suaminya meninggal padahal ia masih punya anak-anak yang masih sekolah.

Saat itu menjelang lebaran.Seperti biasa setiap karyawan min. kerja 3 bulan berhak mendapat THR sesuai ketentuan. Ia pun sudah membayangkan THR masuk ke rekeningnya. Waktu berlalu. Ia cek berulang-ulang rekeningnya tak juga bertambah.Hingga lebaran pun berlalu, THR yang ia anggarkan untuk merayakan Lebaran bareng keluarga tak pernah sampai di tangannya.

Ia coba tanyakan ke atasannya mengapa ia tak dapat THR? Atasannya menjawab bahwa aturan perusahaan min bekerja 6 bulan dipotong masa training 3 bulan baru dapat THR. (Wah tidak sesuai aturan pemerintah nih.) Padahal aturan pemerintah min. bekerja 3 bulan itupun sudah termasuk masa training. (Itu info yang dia dapat dari internet.) Tak puas dengan jawaban atasannya, ia pun melayangkan surat aduan ke Kemenakertrans.

Ia sangat berharap Kemenakertrans bisa jadi pelindungnya. Bolak-balik dipertemukan dengan pihak perusahaan, akhirnya sampai pada keputusan final. Hari itu Kamis, jadwal dia puasa. Berkah. Insya Alloh dapat keputusan terbaik.Ternyata perjuangannya tak mulus. Ia difitnah macam-macam. Pihak Kemenakertrans tak bertindak sesuai harapan. Ia pun akhirnya membatalkan tuntutan karena kalau tuntutannya dilanjutkan, ia harus menghadirkan saksi dari rekannya yang masih bekerja di sana. Pasti akan jadi dilema buat teman-temannya.

Berat? Pasti. Tapi ia berusaha untuk ikhlas dan mereka segera disadarkan oleh Alloh Swt. (Doa orang teraniaya kan mustajab, lagi puasa pula.) Rezeki datang dari Alloh, sumbernya bisa dari mana saja.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Barangsiapa datang dengan (membawa)satu kebaikan, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat. Barangsiapa datang dengan (membawa) satu kejahatan, maka tiadalah ia dibalasi, melainkan dengan seumpamanya sedang mereka itu tiada teraniaya." (Q.S. Al-An’am : 160)

Beberapa bulan berselang, teman saya itu pulang kampung. Ia masih punya tanah warisan orang tuanya. Tidak, dia tidak berniat menjual tanah itu. Ternyata di tanahnya itu tumbuh pohon kayu yang sudah besar-besar. Dibantu saudara-saudaranya ia menjual pohon itu dan terkumpul uang Rp. 12.000.000. Angka yang benar dan tidak dibuat-buat. Cukuplah untuk biaya hidup dan kuliah untuk beberapa lama. THR yang ia tuntut dan akhirnya tidak didapatkan Rp. 1.200.000, sedangkan uang hasil penjualan kayu Rp. 12.000.000, 10x lipatnya. Buah kesabaran dan keikhlasan manis rasanya.