Kamis, 26 Februari 2015

INDONESIA RAYA

Tulisan saya ini diambil dari berbagai sumber.Anggap aja cerita khayalan.

Masih ingat cerita Cakil? Cerita rakyat Jawa yang menceritakan Petruk yang dengan menghalalkan segala cara untuk menjadi raja. Apa daya, karena berkuasa dengan tipu-tipu atau tipsani (tipu sana, tipu sini), rakyat tahu. Rakyat marah. Rakyat tak sudi dipimpin penguasa tidak kompeten alias the wrong man in the wrong place. Rakyat yang merasa dibohongi selama ini menjadi beringas maka timbullah goro-goro. Oh iya, kelewat. Cakil punya pantangan. Kalau dia melihat monyet bisa apes dia. Makanya keberadaan monyet di kota raja harus dimusnahkan. Perasaan pernah denger kejadian ini. Di kota mana... gitu....

NOTO NOGORO, singkatan dari apakah itu? NO= Sukarno, TO=Soeharto, NO= Soesilo Bambang Yudhoyono. Lalu GORO-nya apa? Kayaknya gak nyambung sama pemimpin sekarang? Ada yang bilang bahwa GORO=goro-goro atau huru-hara. Ih, serem dong! Mudah-mudahan negeri kita tercinta ini, Indonesia selalu aman, damai dan sejahtera.

Menurut sejarah, Indonesia mengalami beberapa kali yang dinamakan siklus 70 tahunan. Pertama, zaman Sriwijaya, kemudian Majapahit. Indonesia yang terserak berupa gugusan kepulauan itu disatukan dalam satu kepemimpinan. Setelah jeda beberapa lama kemudian Indonesia disatukan kembali setelah masa penjajahan.
Dan kini, Indonesia menjelang usianya yang ke 70. Apa kira-kira yang terjadi pada negeri kita tercinta ini?
Mudah-mudahan selalu yang terbaik ya.

Kisah ini boleh dianggap serius, boleh juga dianggap angin lalu. Coba hubungkan ketiga cerita di atas.

Merdeka!



1 komentar:

Nanung Nur Zula mengatakan...

.

jadi sekarang jamannya goro-goro ? mengerikan


AKU PERGI DULU, MUNGKIN KU TAKKAN KEMBALI


.